1.
Suhu dan
Termometer
Jawett
dan Serway (2010:3) menyatakan bahwa menentukan panas dan dingin suatu benda
yang kemudian disebut sebagai suhu atau temperatur secara kualitatif yaitu
dengan menggunakan indera. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu pada suatu
sistem adalah termometer. Jenis-jenis termometer antara lain :
a. Termometer laboratorium
biasanya menggunakan zat cair raksa atau alkohol. Termometer ini biasanya
ditemukan di laboratorium sekolah.
b. Termometer klinis biasanya diperlukan
sebagai keperluan pengobatan. Tujuan dari termometer klinis adalah agar tidak
terjadi kesalahan dalam .
c.
Termometer ruang untuk menguur suhu ruangan. Skala termometer ruang terbatas
hanya dari skala -50°C sampai dengan suhu 50°C.
2.
Skala Suhu
a. Skala
Celcius merupakan skala yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli
fisika berkebangsaan Swedia bernama Anders Celcius (1701 - 1744). Ia menetapkan
titik beku air sama dengan 0 derajat sebagai titik tetap bahwa, dan titik didih
air sama dengan 100 derajat sebagai titik tetap atas. Di antara jarak kedua
titik tersebut dibagi menjadi 100 satuan derajat. Skala Celcius memiliki satuan
derajat Celcius yang ditulis 0C.
b. Skala
Fahrenheit
ditetapkan oleh Gabriel Daniel Fahrenheit (1686 - 1736), seorang ilmuwan fisika
berkebangsaan Jerman. Ia menetapkan titik beku air sama dengan 320
dan titik didih air sama dengan 2120 . Di antara jarak kedua titik
tetap tersebut dibagi menjadi 180 satuan derajat. Penulisan nilai suhu,
misalnya 100 derajat fahrenheit, cukup ditulis 100 0F.
c. Skala
Reamur adalah skala suhu
yang dinamakan oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur, yang pertama
mengusulkannnya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat Reamur, titik didih
air 80 derajat.
d. Skala
Kelvin Lord Kelvin (1824 - 1907) adalah
ilmuwan berkebangsaan Inggris yang menetapkan skala Kelvin. Hal tersebut didukung
oleh teori kinetik partikel bahwa pada suhu nol mutlak, partikel-partikel semua
zat praktis tidak bergerak. Suhu nol mutlak tersebut sama dengan -273,15 0C,
biasanya dibulatkan menjadi -273 0C. Pada skala Kelvin, titik beku
air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Skala kelvin memiliki satuan Kelvin,
ditulis 0K.
3.
Pemuaian
Pemuaian
adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3
zat yaitu :
a.
Pemuaian Zat Padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar,
atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Jenis Pemuaian Zat
padat :
1)
Pemuaian Panjang adalh pertambahan
panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung
dari jenis benda. Rumus pemuaian panjang adalah
Δx=
Lo. α. ΔT
ΔX
=besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
2) Pemuaian
Luas Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh
koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian
Luas adalah
ΔA
= Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao
= Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
3) Pemuaian
volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi.
Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume
suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV
= Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
V= Vo + ΔV
V= Vo(1+γ.ΔT)
ΔV
= penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
b. Pemuaian zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian
volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat
cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang
ditempatinya.
ΔV
= Vo.b.ΔT
b = koefisien muai
volume zat cair (nilai b ini berbeda dengan γ atau koefisien muai volume zat padat)
ΔV = penambahan
volume yang terjadi
ΔT -mselisih suhu.
c. Pemuaian
Gas megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat.
Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan
pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas
yaitu tekanan.
1. Pemuaian
gas pada suhu tetap/ isotermis (hukum boyle):
P1.V1 = P2.V2
atau P.V = konstan
V = volume gas pada
suhu t ( m3 )
P = tekanan (N/m2
atau pa )
2. Pemuaian
gas pada tekanan tetap/ isobarik (hukum gay lussac)
V1 : T1 = V2 :
T2 atau V : T = konstan
V = volume gas pada
suhu t ( m3 )
T = suhu mutlak (K)
3. Pemuaian
gas pada volume tetap/ isokorik (hukum tekanan):
P1 : T1 = P2 : T2
atau P : T = konstan
P = tekanan (N/m2
atau pa )
T = suhu mutlak (K)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar