Kamis, 18 Desember 2014

Dalam Memangsa Ular Menggunakan Ilmu Fisika

Banyak orang percaya bahwa ular menyuntikkan bisa beracun ke dalam tubuh korbannya menggunakan taring berlubang. Faktanya, sebagian besar ular dan reptil berbisa lainnya tak mempunyai gigi taring berlubang. Kini para fisikawan mengetahui trik yang digunakan binatang itu untuk memasukkan bisa beracunnya ke dalam kulit korbannya. 
Selama bertahun-tahun, Leo von Hemmen, ahli biofisika di TU Muenchen, dan Bruce Young, ahli biologi di University of Massachusetts Lowell, telah meneliti indra pendengaran ular. Ketika mendiskusikan toksisitas ular, mereka menyadari bahwa hanya sedikit ular yang menginjeksikan bisanya ke tubuh korban menggunakan taring berlubang. Meski sebagian besar reptil berbisa tak memiliki taring berlubang, mereka adalah predator efektif. 
Hanya sekitar sepertujuh dari seluruh ular berbisa, seperti ular derik, mengandalkan trik taring berlubang. Ular lainnya mengembangkan sistem lain, seperti ular mangrove pit viper (Boiga dendrophila). Menggunakan taring kembarnya, ular Boiga melubangi kulit korbannya. Bisa mengalir masuk ke luka di antara gigi dan jaringan. Namun ada cara lain yang lebih mudah, banyak taring mempunyai lekukan untuk mengalirkan bisa ke dalam luka. 
Para ilmuwan penasaran bagaimana metode sederhana seperti itu bisa sangat berhasil dari sudut pandang evolusioner. Bulu burung, misalnya, dapat dengan mudah mengibaskan bisa yang mengalir sepanjang lekukan terbuka. Untuk mengungkap misteri itu, mereka menyelidiki tegangan permukaan dan kekentalan berbagai bisa ular. Pengukuran tersebut memperlihatkan bahwa bisa ular sangatlah kental. 
Tegangan permukaan bisa ular cukup tinggi, hampir sama dengan air. Hal itu menyebabkan energi permukaan menarik tetesan bisa ke lekukan taring, lalu menyebar. Dalam perjalanan evolusi, ular beradaptasi terhadap mangsanya menggunakan kombinasi geometri lekukan taring optimal dan viskositas bisa. “Ular yang memangsa burung mengembangkan lekukan yang lebih dalam agar cairan bisa kental tak tersapu oleh bulu burung,” kata von Hemmen. 
Para ilmuwan juga menemukan jawaban bagaimana ular memasukkan bisanya ke kulit mangsanya dan memicu timbulnya efek mematikan. Dalam soal ini, ular mengembangkan trik dalam evolusinya. Ketika ular menyerang, lekukan taring dan jaringan di sekitarnya membentuk sebuah kanal. Jaringan akan menyerap bisa lewat kanal tersebut. 
Bisa ular memiliki struktur khusus untuk mendukung efek tersebut. Sama seperti saus tomat, yang menjadi lebih cair ketika dikocok, tekanan yang muncul dari isapan itu menyebabkan kekentalan bisa berkurang, membuatnya dapat mengalir dengan mudah melewati kanal dengan cepat karena pengaruh tegangan permukaan. Von Hemmen menyebut karakteristik substansi ini sebagai cairan non-Newtonian. Trik ini sangat praktis bagi ular. Selama tak ada mangsa yang terlihat, bisa dalam lekukan taring akan tetap kental dan lengket. “Ketika ular menyerang, cairan beracun akan mengalir sepanjang lekukan taring, memasuki luka, dan menimbulkan efek mematikan,” katanya. (Kaskus)
 
Sumber :  http://budakfisika.blogspot.com

Senin, 15 Desember 2014

Sains dan Teknologi

Sains dan Teknologi

Sains adalah ilmu yang teratur yang mempelajari segala yang ada di alam semesta dan isinya sehingga dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya. Sains merupakan ilmu yang bersifat teoritis. Sehingga sains tidak mewiliki wujud, dan hanya bisa dipelajari. Sehingga nantinya akan menghasilkan teknologi. Seseorang yang ahli di bidang sains dikenal dengan sebutan saintis.
Teknologi merupakan penerapan sains yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari. Sebagai contoh, pada abad-abad sebelum ada alat bedah canggih, seorang pasien yang memerlukan operasi pembedahan harus menghadapi alat-alat operasi yang mengerikan. Hal itu membuat nyalinya ciut dan dapat mengakibatkan sakitnya makin parah. Dengan adanya perkembangan sains dan teknologi, alat bedahpun makin “ramah”. Pasien tidak takut lagi menghadapi operasi pembedahan. Selain itu, keberhasilan operasi pembedahan pun semakin meningkat.

Hubungan Sains dan Teknologi
Pada dasarnya , sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan sains sangat berpengaruh pada perkembangan teknologi begitu pula sebaliknya. Perkembangan sains dan teknologi juga tidak dapat lepas dari kehidupan manusia ,tidak hanya memberikan kemudahan bagi manusia namun juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e, seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika. Bidang pendidikan(e-education)Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka.

Dampak Perkembangan Sains dan Teknologi
Pada satu sisi, perkembangan sains dan teknologi memang telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pada sisi lain, pesatnya kemajuan sains dan teknologi membawa pengaruh negatif. Gejala dehumanisasi merupakan salah satu dampak negatif sains dan teknologi. Gejala dehumanisasi yaitu tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan.
Berikut adalah dampak perkembangan sains dan teknologi dalam berbagai bidang.
1. Bidang informasi dan komunikasi
    Dampak Positif
    a. Informasi terbaru di belahan bumi bagian manapun dapat diketahui dengan   
        mudah  melalui internet.
    b. Komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan handphone.
     Dampak Negatif
    a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.
    b. Penggunaan situs tertentu yang disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung
        jawab demi tujuan tertentu.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
    Dampak Positif
    a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
    b. Terjadinya industrialisasi.
    Dampak negatif
    a. Pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak  mempunyai kualifikasi sesuai
        kebutuhan.
    b. Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan
         juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan.
3. Bidang Sosial dan Budaya
    Dampak Positif
    a. Meningkatnya rasa percaya diri.
    b. Tekanan dan  kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
         konsekuensi globalisasi akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun, dan
         pekerja keras.
    Dampak Negatif
    a. Kemerosotan moral di masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
        pelajar.
   b.  Pola interaksi antar manusia berubah menjadi lebih tertutup.

10 Planet Baru di Luar Tata Surya


Sebuah kelompok astronom internasional telah menemukan 10 planet baru yang pusat orbitnya bukan matahari. Tim itu menggunakan kamera robotik yang mendapatkan informasi cukup banyak tentang dunia lain tersebut, bahkan ada yang cukup eksotis. Sistem ini diharap akan merevolusi pandangan ilmu pengetahuan tentang pembentukan planet. Dua diantara kelompok astronom itu berasal dari A.S, Rachel Street dan Tim Lister. Street adalah mahasiswa pasca-sarjana di University of California, Santa Barbara dan Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) di Santa Barbara. Lister adalah pimpinan proyek di LCOGTN.

Pemimpin tim, Don Pollaco dari Queen’s University, Belfast, Irlandia Utara, akan mengumumkan penemuannya pada pidato di pertemuan astronom nasional Royal Astronomical Society’s di Inggris pada hari rabu 2 April. Kolaborasi internasional ini disebut “SuperWASP,” untuk Pencarian untuk Planet (Wide Area Search for Planets).

Teknik penemuan planet ini member informasi lebih tentang pembentukan dan evolusi planet daripada teknik gravitasi. Astronom mencari “transits,” momen dimana planet lewat didepan bintangnya, sama seperti gerhana di bumi. Pada 6 bulan terakhir tim SuperWASP menggunakan 2 kamera di kepulauan Canary dan Afrika Selatan untuk menemukan 10 planet baru diluar tata surya.

Dengan teknik gravitasi, ilmuwan telah menemukan 270 planet diluar tata surya sejak awal 1990. Mereka mengukur gaya tarik gravitasi pada bintang yang berasal dari planet yang mengelilinginya. Ketika planet bergerak maka gaya tarik itu berubah. Tetapi hal ini baru dapat menemukan planet baru jika suatu bintang diamati dalam beberapa minggu atau bulan, sehingga kecepatan penemuannya lambat.

Teknik SuperWASP meliputi 2 set kamera yang mengamati kejadian transit dimana planet tepat berada didepan bintangnya sehingga memblok cahaya bintang yang mengakibatkan bintang tersebut terlihat dari bumi lebih pucat. Kamera Super WASP bekerja sebagai robot, mengamati area luas dari langit pada sekali pandang. Setiap malam astronom menerima data tentang jutaan bintang. Mereka mencari data transit dan menemukan planet. Teknik transit juga memungkinkan ilmuwan untuk menyimpulkan ukuran dan massa planet.

Kolaborator dari seluruh dunia mengikuti setiap kemungkinan planet yang ditemukan SuperWASP dengan observasi lebih detil untuk mengkonfirmasi atau menolak penemuan tersebut.

Astronom yang bekerja di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGTN) bekerjasama dengan UC Santa Barbara memakai teleskop robotik di Arizona, Hawaii, dan Australia. Teleskop tersebut menyediakan data berkualitas tinggi untuk dipilih untuk observasi lebih lanjut. Data ini bersama data dari Nordic Optical Telescope di La Palma, Spanyol; the Swiss Euler Telescope di Cili; dan the Observatoire de Haute Provence di Perancis Selatan; memberi konfirmasi akhir adanya penemuan baru.

Total 46 planet telah ditemukan terhadap bintang transitnya. Sejak dioperasikan tahun 2004, kamera SuperWASP telah menemukan 15 bintang dan merupakan survey transit tersukses di dunia. Planet yang ditemukan SuperWASP bermassa diantara separuh sampai delapan kali massa planet terbesar di tata surya yaitu Jupiter. Angka dari dunia baru ini cukup menakjubkan. Sebagai contoh satu tahun versi WASP-12b, adalah setara dengan sehari lebih sedikit waktu bumi. Planet ini sangat dekat dengan bintangnya sehingga suhu siang harinya dapat mencapai 2300 derajat Celsius.

Lister dan Street dari LCOGTN/UCSB sangat gembira dengan hasil ini. Street menggambarkan penemuan ini sebagai langkah maju yang sangat besar bagi bidangnya. Lister mengatakan, “Banyaknya penemuan baru dari SuperWASP akan merevolusi pengertian kita tentang pembentukan planet. Jaringan teleskop fleksibel global milik LCOGTN memainkan peranan terpenting dari usaha dunia untuk mempelajari planet baru.”

Sumber : http://budakfisika.blogspot.com

Penyebab Pemanasan Global



Penyebab Pemanasan Global Oleh Manusia
Mungkin saja kita sebagai manusia yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global, pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan selama ini secara tidak kita sadari malah berdampak buruk terhadap global warming. Untuk itu, sudah seharusnya kita mengetahui beberapa penyebab global warming yang bisa dilakukan oleh manusia:
·       Pemborosan Energi Listrik, salah satu faktor yang menyebabkan bumi ini semakin panas adalah penggunaan energi listrik yang berlebihan. Kadang kita secara tidak sadar menggunakan energi listrik dengan boros (misalnya menyalakan lampu terus menerus, televisi terus menyala padahal tidak ditonton). Hal tersebut tidak baik karena energi listrik yang kita gunakan bersumberkan dari minyak bumi dan batubara dimana proses pembakarannya juga menghasilkan karbon dioksida yang bisa menyebabkan global warming.
·       Penggunaan AC dan Kulkas Secara Berlebihan, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa AC dan Kulkas yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari mengandung zak kimi yang bernama CFC (ChloroFlouroCarbons). Senyawa CFC ini dapat melayang ke atmosfir bumi dan merusak lapisan ozon. Tentu hal ini merupakan berita yang tidak baik karena dapat merugikan kita. Sinar matahari yang tidak "difilter" terlebih dahulu akan terasa lebih panas, selain itu hal ini juga bisa menyebabkan efek samping seperti penyakit kulit.
·       Lebih Senang Menggunakan Kendaraan Bermotor, Dewasa ini orang tentu memilih untuk menggunakan sesuatu (teknologi) agar mempermudah urusan mereka, termasuk menggunakan kendaraan bermotor. Akan tetapi seharusnya kita bisa bijak menggunakan kendaraan bermotor, jangan sampai untuk bepergian yang jaraknya dekat (seperti minimart depan komplek) kita tetap menggunakan kendaraan bermotor. Pilihlah alternatif-alternatif lain yang lebih "Go Green" seperti berjalan kaki ataupun bersepeda.
·       Penggunaan Gadget Secara Berlebihan, Saat ini memang manusia tidak bisa lepas dari gadget (komputer, laptop, handphone, dll). Tidak salah memang jika kita menggunakan gadget untuk mempermudah pekerjaan kita, akan tetapi sebaiknya kita menggunakan gadget-gadget tersebut secara wajar. Menggunakan gadget secara wajar berarti kita turut mendukung program penghematan listrik yang dicanangkan Pemerintah saat ini. Menghemat listrik berarti kita berusaha untuk mengantisipasi agar global warming tidak semakin parah.
·       Membakar Sampah, tahukan anda kalau membakar sampah menjadi penyebab pemanasan global? Ini adalah sebuah kenyataan dan banyak orang yang tidak menyadari akan hal tersebut. Sampah yang terbakar berupa gas metana akan melayang keudara dan menumpuk di atmosfir bumi. Hal tersebut tentu akan berdampak buruk karena dapat menyebabkan efek rumah kaca. Gas metana tersebut berkumpul dengan gas-gas lainnya seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, dan uap air yang menjadi perangkap gelombang radiasi sinar matahari.
·       Menyisakan Makanan, mungkin ini tidak anda ketahui sebelumnya, tapi faktanya adalah benar bahwa menyisakan makanan secara tidak langsung berimplikasi terhapad pemanasan global yang lebih parah. Makanan-makanan yang disisakan (makanan sisa) seperti nasi, lauk-pauk, buah-buahan, dan sayur-sayuran akan mengalami dekomposisi anaerobik dimana proses tersebut akan menghasilkan gas metana. Sudah kita ketahui bersama bahwa gas metana merupakan salah satu penyebab efek rumah kaca yang berdampak kepada pemanasan global.

Suhu dan Perubahannya



1.      Suhu dan Termometer
Jawett dan Serway (2010:3) menyatakan bahwa menentukan panas dan dingin suatu benda yang kemudian disebut sebagai suhu atau temperatur secara kualitatif yaitu dengan menggunakan indera. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu pada suatu sistem adalah termometer. Jenis-jenis termometer antara lain :
a.       Termometer laboratorium biasanya menggunakan zat cair raksa atau alkohol. Termometer ini biasanya ditemukan di laboratorium sekolah.
b.      Termometer klinis biasanya diperlukan sebagai keperluan pengobatan. Tujuan dari termometer klinis adalah agar tidak terjadi kesalahan dalam .
c.       Termometer ruang untuk menguur suhu ruangan. Skala termometer ruang terbatas hanya dari skala -50°C sampai dengan suhu 50°C.
2.      Skala Suhu
a.       Skala Celcius merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Skala ini ditetapkan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Swedia bernama Anders Celcius (1701 - 1744). Ia menetapkan titik beku air sama dengan 0 derajat sebagai titik tetap bahwa, dan titik didih air sama dengan 100 derajat sebagai titik tetap atas. Di antara jarak kedua titik tersebut dibagi menjadi 100 satuan derajat. Skala Celcius memiliki satuan derajat Celcius yang ditulis 0C.
b.      Skala Fahrenheit  ditetapkan oleh Gabriel Daniel Fahrenheit (1686 - 1736), seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Jerman. Ia menetapkan titik beku air sama dengan 320 dan titik didih air sama dengan 2120 . Di antara jarak kedua titik tetap tersebut dibagi menjadi 180 satuan derajat. Penulisan nilai suhu, misalnya 100 derajat fahrenheit, cukup ditulis 100 0F.
c.       Skala Reamur adalah skala suhu yang dinamakan oleh Rene Antoine Ferchault de Reamur, yang pertama mengusulkannnya pada 1731. Titik beku air adalah 0 derajat Reamur, titik didih air 80 derajat.
d.      Skala Kelvin Lord Kelvin (1824 - 1907) adalah ilmuwan berkebangsaan Inggris yang menetapkan skala Kelvin. Hal tersebut didukung oleh teori kinetik partikel bahwa pada suhu nol mutlak, partikel-partikel semua zat praktis tidak bergerak. Suhu nol mutlak tersebut sama dengan -273,15 0C, biasanya dibulatkan menjadi -273 0C. Pada skala Kelvin, titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Skala kelvin memiliki satuan Kelvin, ditulis 0K.
3.      Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu :
a.       Pemuaian Zat Padat  merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Jenis Pemuaian Zat padat :
1)      Pemuaian Panjang adalh pertambahan panjang benda akibat pengaruh suhu (1 dimensi). Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda. Rumus pemuaian panjang adalah
Δx= Lo. α. ΔT
ΔX =besarnya pemuaian panjang
Lo = panjang mula-mula
α = konstanta pemuaian
ΔT = selisih suhu
2)      Pemuaian Luas Kemampuan suatu benda untuk mengalami pemuaian luas sangat ditentukan oleh koefisien muai luas dilambangkan dengan β, Dengan nilai β = 2α. Rumus Pemuaian Luas adalah
ΔA = Ao.β.ΔT
A = Ao + ΔA
A = A0 (1+β.ΔT)
Ao = Luas Sebelum dipanaskan
A = luas setelah pemanasan
ΔA = penambahan luas
β = koefisien muai luas
ΔT = selisih suhu (kenaikan suhu)
3)      Pemuaian volume sama juga dengan pertambahan atau pemuaian panjang secara 3 dimensi. Karena itu muai volume sama juga dengan tiga kali muai panjang. Pemuaian volume suatu zat tergantung pada koefisien muai volumenya γ (gamma) dimana γ = 3α
ΔV = Vo.γ.ΔT
V= Vo + ΔV
V=  Vo(1+γ.ΔT)
ΔV = penambahan volume
Vo = volume awal
ΔT = kenaikan suhu
γ = koefisien muai volume
b.      Pemuaian  zat cair pemuaian yang terjadi hanya pemuaian volume, tidak ada pemuaian panjang dan luas. Ini terkait dengan sifat dar zat cair sendiri yang bentuknya berubah-ubah sesuai dengan bentuk wadah yang ditempatinya.
ΔV = Vo.b.ΔT
b = koefisien muai volume zat cair (nilai b ini berbeda dengan γ atau   koefisien muai volume zat padat)
ΔV = penambahan volume yang terjadi
ΔT -mselisih suhu.
c.       Pemuaian Gas megalamai pemuaian layaknya pada pemuaian zat cair dan zat padat. Khusus untuk pemuaian zat ini agak berbeda dengan pemuaian zat padat dan pemuaian zat cair. Ada satu variabel yang sangat menentukan pemuaia zat gas yaitu tekanan.
1.      Pemuaian gas pada suhu tetap/ isotermis (hukum boyle):
P1.V1 = P2.V2      atau    P.V = konstan
V = volume gas pada suhu t ( m3 )
P = tekanan (N/m2  atau pa ) 
2.      Pemuaian gas pada tekanan tetap/ isobarik (hukum gay lussac)
V1 : T1 = V2 : T2      atau   V : T = konstan
V = volume gas pada suhu t ( m3 )
T = suhu mutlak (K)
3.      Pemuaian gas pada volume tetap/ isokorik (hukum tekanan):
P1 : T1 = P2 : T2      atau   P : T = konstan
P = tekanan (N/m2  atau pa ) 
T = suhu mutlak (K)